Penyakit TBC / tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih banyak diderita di dunia terutama di negara-negara berkembang. Di Indonesia sendiri, penyakit TB paru merupakan jenis infeksi saluran pernapasan kronis yang menjadi penyebab kematian no. 1.
Alasannya tiada lain karena penyakit ini mudah sekali menular, kurangnya kesadaran masyarakat dalam penanganan penyakit ini, dan juga gejala TBC yang kadang dianggap sepele atau tidak disadari sebagai penyakit berbahaya karena tanda-tanda yang muncul adalah samar-samar.
Oleh karena itu, untuk menghindari terus bertambahnya penderita penyakit ini, sebaiknya Anda ketahui apa itu penyakit TBC? Bagaimana gejala TBC? Bagaimana cara mengatasi TBC? Dan bagaimana cara mencegah infeksi tuberkulosis?
Yuk ikuti ulasannya di Sehat Plus berikut ini ..
Daftar Isi Artikel Kesehatan Ini:
Apa itu Penyakit TBC?
TBC atau TB adalah singkatan dari Tuberkulosis / tuberculosis, merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Batuk berdarah merupakan salah satu gejala penyakit tuberculosis, namun faktanya, sebagian besar penderita penyakit infeksi TBC ini justru tak merasakan gejala sama sekali, gejala ringan, ataupun gejala samar-samar sehingga tidak menyadari untuk segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Kondisi inilah yang disebut dengan penyakit infeksi TBC laten, di mana terdapat bakteri TBC yang “tertidur” atau belum aktif secara klinis. Bakteri tuberkulosis akan aktif dan mulai menunjukkan gejala setelah periode waktu tertentu, beberapa minggu bahkan beberapa tahun, tergantung kondisi kesehatan dan daya tahan pasien. Penyakit TB yang menunjukkan gejala ini dikenal dengan TBC aktif.
Jika pasien memiliki sistem kekebalan tubuh yang melemah (misalnya pada penderita HIV/AIDS, kanker, atau pasien yang menjalani kemoterapi), maka infeksi TBC akan berkembang lebih cepat.
Penyakit TBC lebih sering menyerang organ paru. Gangguan infeksi paru ini dikenal juga dengan istilah TB paru.
Selain organ paru, bakteri tuberkulosis ini dapat juga menyerang organ lain seperti kelenjar getah bening, selaput otak, sendi, ginjal, dan membran yang menutupi organ pencernaan, terutama terjadi pada penderita penyakit HIV/AIDS.
Bakteri penyebab tuberkulosis menular dari orang ke orang melalui udara. Saat penderita TB aktif tsb batuk atau bersin maka tetesan yang keluar dari hidung atau mulut ini akan mencemari udara sekitarnya. Seseorang akan tertular saat menghirup udara yang tercemar berulang kali atau berkepanjangan.
Saat bakteri penyebab penyakit TBC tsb masuk ke dalam paru, bakteri tsb dapat saja dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh sehingga infeksi tidak terjadi. Pada saat kekebalan tubuh seseorang rendah dan terpapar bakteri tuberkulosis maka akan terinfeksi dan timbullah gejala TBC.
Apa Saja Penyebab dan Faktor Risiko Tuberkulosis?
Penyebab penyakit TBC adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bibit-bibit penyakit tsb menyebar di udara melalui semburan titik-titik air liur dari batuk atau bersin pengidap TB aktif.
Selain itu ada beberapa kelompok orang yang memiliki risiko penularan tuberkulosis yang lebih tinggi, yaitu:
- Perokok
- Pecandu narkoba
- Orang yang kekurang gizi atau mengalami malnutrisi
- Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pengidap HIV/AIDS, diabetes, penderita kanker atau orang yang sedang menjalani kemoterapi, penderita penyakit ginjal stadium akhir, orang yang sedang konsumsi obat-obatan untuk mengobati penyakit autoimun
- Orang yang sering berhubungan dengan pengidap TB aktif, misalnya petugas medis atau keluarga pengidap, orang yang tinggal atau bekerja dalam satu atap dengan penderita.
- Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko Anda terkena TBC.
Apa Saja Gejala Penyakit TBC?
Gejala TBC muncul saat infeksi tuberkulosis sudah aktif. Tergantung pada organ mana yang diserang, namun biasanya tanda-tanda infeksi TBC adalah berupa batuk.
Berikut ini adalah gejala tuberkulosis yang perlu diketahui:
- batuk yang berlangsung 21 hari atau lebih
- batuk berdahak atau batuk berdarah
- sesak napas
- demam / meriang
- berkeringat di malam hari tanpa ada aktivitas fisik
- berat badan turun
- kurang nafsu makan
- lelah dan lemah.
Nah bila Anda merasakan ciri-ciri penyakit tuberkulosis di atas, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter untuk memastikannya.
Bagaimana Cara Mengetahui Seseorang Menderita TB atau Tidak?
Selain dengan melihat gejala penyakit TBC seperti yang diuraikan di atas, diperlukan pemeriksaan lainnya untuk memastikan diagnosa TBC. Apalagi pada kasus TBC laten yang tidak ditandai dengan gejala apapun.
Pemeriksaan tsb meliputi tes darah, tes dahak, foto rontgen, dan tes kulit (tes mantoux). Tes mantoux juga dapat digunakan untuk diagnosis penyakit TBC laten.
Bagaimana Cara Mengatasi Penyakit TB?
Ada 2 cara yang dilakukan untuk mengatasi penyakit tuberkulosis, yaitu pencegahan dan pengobatan.
Cara Mencegah Penyakit TBC?
Sebetulnya pemerintah sudah menyiapkan program imunisasi untuk pencegahan penyakit tuberkulosis yaitu dengan vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan.
Selain vaksinasi, tindakan pencegahan penyakit TBC lainnya antara lain:
- tidak merokok
- tidak menggunakan obat-obatan terlarang maupun konsumsi alkohol
- tidak berdekatan dengan penderita TB
- jaga kesehatan dengan gaya hidup sehat dan pola makan sehat
- jaga kebersihan lingkungan dan higiene pribadi
Cara Mengobati Penyakit Tuberkulosis
Saat seseorang didiagnosa menderita penyakit TBC, maka dokter biasanya akan menggunakan kombinasi empat obat antibiotik, seperti isoniazid (INH / H), rifampisin (R), pirazinamid (Z) dan ethambutol (E) untuk mengobati penyakit TBC.
Kombinasi obat TBC di atas merupakan pengobatan lini pertama yang biasanya digunakan selama 6 bulan atau lebih. Penting sekali bagi pasien untuk mematuhi / disiplin minum obat Tuberkulosis ini secara putus tanpa putus sesuai yang diresepkan.
Setelah konsumsi antibiotik tsb, pasien mungkin akan merasa baikan setelah beberapa minggu namun ini bukanlah tanda bila bakteri penyebab TBC sudah hilang dari tubuh. Oleh karena itu penting sekali pasien tetap melanjutkan pengobatan sampai habis walaupun gejala TBC sudah hilang.
Kelalaian pasien dalam konsumsi obat ini justru akan membuat bakteri penyebab TBC resisten (kebal) terhadap antibiotik tsb sehingga pengobatan di atas menjadi tidak efektif lagi.
Selain itu penting juga untuk memeriksakan orang sekitar yang sering kontak dekat dengan pasien karena bisa jadi terinfeksi TB dan perlu diobati sekalian. Pengobatan TBC ini sebetulnya adalah gratis, silahkan dapatkan di puskesmas-puskesmas terdekat.
Bila pasien sudah mengalami resisten terhadap isoniazid dan rifampisin maka disebut mengalami multidrug resistant / MDR-TB. Nah untuk mengobati TB-MDR ini diperlukan jenis kombinasi obat TBC lainnya yang biasanya digunakan hingga 2 tahun lamanya.
Beberapa efek samping obat TBC antara lain adalah air kencing berwarna merah (bukan darah), telinga berdenging, kesemutan pada kulit, mual muntah, dan kulit kuning.
Selain dengan pengobatan di atas, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh pasien saat melakukan pengobatan penyakit TBC yaitu:
- Tutuplah mulut Anda ketika batuk / bersin dengan menggunakan masker, sapu tangan, atau lipatan siku Anda.
- Lakukan pemeriksaan ulang secara tepat waktu
- Jaga kebersihan diri dan lingkungan
Apa Saja Risiko Komplikasi Penyakit Tuberkulosis?
Apabila tidak ditangani dengan tepat, bakteri tuberkulosis dapat menyebar dan menyerang organ tubuh lainnya. Bila sudah demikian maka akan muncul beberapa komplikasi seperti:
- Nyeri tulang punggung
- Meningitis
- Kerusakan sendi
- Gangguan hati, ginjal, atau jantung
Nah itulah beberapa informasi seputar penyakit TBC seperti apa itu penyakit TBC, gejala TBC, penyebab tuberkulosis, dan cara mengatasi TB. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat …